CLIPPING
Menguber Industri Perkutut Thailand
Agrobis, Minggu ke-2 Agustus 1994

Peternakan Menjadi Salah Satu Pilihan
Bagai kebakaran jenggot, ketika perkutut Bangkok tiba- tiba menggerebek kita dengan produk unggulannya. Apalagi, setelah diusut cikal bakal perkutut Bangkok berasal dari Indonesia. 

Sementara ini, sebagian penghobi burung perkutut memang masih mengakui kalau perkutut dari negeri Gajah Putih itu yang paling jempolan. Suaranya bak dibooster sehingga berpower lebih kuat serta tak kheki Meski manggung ditengah keramaian. 

Tak heran jika disetiap peragaan sang juara mesti berbau Bangkok. Entah itu yang dilahirkan di Bangkok serta yang diimpor disini masih built up atau yang sudah assembling lokal alias diternakan di sini. Dan yang sudah dikawin silangkan dengan perkutut lokal. Yang jelas sepak terjang Bangkok harus segara dibendung dengan perkutut lokal. “ Agar rupiah tak banyak terbang ke Thailand “ ujar beberapa penggemar perkutut yang fanatik dengan lokal.

Menyamai Bangkok dari segi kwalitas memang sudah bisa dilakukan. Sejumlah peternak perkutut kita malahan sudah mampu memproduksi suara selera berdasarkan pesanan. “ Pokoknya kita tak kalah dibnading dengan Bangkok “ ujar Kok Tjoe pemilik peternakan perkutut Halleluya. jalan Babatan Pantai Timur III No. 29 Surabaya. Ia memang berambisi menekuk kung Bangkok dan menggantang perkutut lokal di posisi paling atas. 

Tetapi kalau ia sendiri yang berperang melawan Bangkok mungkin membutuhkan waktu lama untuk mengalahkannya. Karena itu, ia beberkan semua rahasianya beternak perkutut agar nantinya ada peternakan perkutut secara massal dan berskala besar dengan kwalitas jempolan seperti yang dimiliki Thailand. Bagaimana beternak perkutut yang baik ? Berikut ini paparan Kok Tjoe pada wartawan Agrobis, Tommy dan Sutedjo.

Lima Faktor 
Selama ini orang selalu berfikir, untuk memiliki perkutut yang jagoan menyabet piala di lomba-lomba haruslah dimodali dengan dana yang tidak sedikit. Hobby perkutut adalah hobi mahal kata sebagian orang.  Benar memang !

Tetapi sebenarnya pula, ada cara untuk mempunyai perkutut berklasifikasi juara tetapi dengan dana yang relatif murah. Caranya ? Yah lewat ternak. Kita ternakan perkutut secara serius seperti yang dilakukan oleh orang Bangkok yang mendahului kita.

Sebelum menggeluti ternak perkutut, ada 5 faktor yang harus dipegang, yang pertama adalah mental, dan yang dimaksud mental di sini adalah bagaimana mengupayakan bahwa apa yang dilakukan adalah dengan dasar hobby dan kesenangan.

Satu contoh dalam beternak perkutut, dengan membeli induknya seharga 5 juta rupiah, uang sebanyak itu tidak boleh dianggap sebagai modal (investasi). Karena uang itu lebih tepat dikatakan untuk dibelikan karcis nonton film yang akan habis masanya. Sehingga dengan demikian saat menghasilkan keturunan dan dijualnya seharga berapapun tidak menjadikan gangguan mental. Kalau sudah begini, pembiakan bisa terus dilakukan tanpa ada gejala putus asa.

Perawatan
Setelah didapat bibit yang dianggapnya dapat memberikan keturunan yang sesuai keinginan, maka harus diimbangi dengan perawatan. Hal ini sangat terkait dengan penggunan waktu yang dibututhkan, bahkan dalam menangani ternak perkutut harus diutamakan daripada pekerjaaan lainnya. 

Bagaimanapun dan apapun status peternak perkutut, kalau sudah terjun sebagai peternak, harus selalu meluangkan waktunya. Harus rutin. Pagi hari harus memberikan makan ataupun memebersihkan kandangnya. 

Disamping itu harus didukung dengan keyakinan. Usaha apapun tanpa adanya keyakinan jelas sulit akan berhasil. Namun kalau diawal sudah yakin dan optimis akan berhasil, kemungkinan besar usaha yang dilakukan akan mencapai sukses. Sebab dengan berbekal keyakinan akan menjalankan semua kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan perkutut secara sungguh - sungguh.

Dalam menunggu keberhasilan tentu satu hal yang dianggap remeh, yaitu adanya sifat sabar. mumgkin pada permulaan belum menampakkan hasil, bahkan pada waktu yang diperkirakan sudah menghasilkan ternyata belum juga tampak hasilnya. maka sifat ini sangat mendukung untuk tetap mempertahankan dan mengupayakan sampai berhasil. 

Dalam proses menunggu yang didasari kesabaran, memang belum menjanjikan perubahan hasil selama tidak diikuti dengan ketelitian. Dari kegagalan yang dialami harus selalu dievaluasi, tentu tidak sekedar evaluasi secara global, namun harus secara detail, sehingga penyebab sekecil apapun dapat diketahui. 

Juga dalam memberikan perawatan tidak boleh terlalu sembarangan, bahkan orang - orang yang diperkenankan masuk ke peternakan pun s benar - benar terseleksi, sehingga segala sesuatu yang tidak diinginkan tidak akan terjadi. 



PerkututMall          http://perkututmall.tripod.com         e-mail : okto@bigfoot.com