BULETIN MILIS PERKUTUT MANIA
EDISI BULAN JANUARI 2000


From: "Rudy Tanureja" <tanureja@indo.net.id>

Organization: GPP Bird Farm

Subject: [perkutut mania] Arisan Perkutut (Laporan Kunjungan ke Bondowoso)

Rekan-rekan P'Mania,

Minggu lalu, tepatnya hari Sabtu tgl. 27 November 1999, saya bersama teman berangkat ke Bondowoso, Jawa Timur. Rencananya saya mau dikenalkan dengan seorang yang berkeinginan menjadi agen saya di daerah tersebut. Tepat bersamaan dengan waktu itu saya diajak juga mengikuti jalannya arisan perkutut yang diadakan Kung Mania di Bondowoso. Menarik juga sehingga saya tertarik untuk menuliskannya sekedar informasi bagi rekan-rekan semua.

Minggu pagi kurang lebih jam 6 kami sudah berangkat ke lokasi. Disana ternyata sudah berkumpul rekan-rekan Kung Mania yang lain. Dengan suguhan segelas teh hangat rasanya pembicaraan mengenai perkutut tak ada habisnya. Di teras depan tempat berkumpulnya rekan Kung Mania Bondowoso ini tersedia 1 blok gantangan sederhana yang terbuat dari bambu. Yang menarik diantara rekan yang datang, banyak yang membawa perkutut yang kemudian dikerek. Rasanya pembicaraan tambah lebih hangat lagi dengan diiringi suara burung klangenan ya. Rupanya burung tersebut merupakan burung yang memang dibursakan bagi siapa yang beruntung mendapatkan arisan hari itu atau bagi siapa saja yang tertarik.

Dari hasil pembicaraan, rupanya ada banyak arisan serupa yang diadakan disana yang dihimpun oleh sesama penggemar perkutut dan juga ada arisan untuk penggemar burung kicauan. Rata-rata satu arisan bisa diikuti oleh 50 orang peserta dengan uang setoran bervariasi ada yang hanya Rp.5.000,- (seminggu sekali), dan tidak sedikit yang di atas itu. Hebat perkutut yang kita cintai ini mampu menggalang persatuan dan kerukunan masyarakat di sekitarnya. Tidak ada perbedaan kelas dan golongan, semua bercampur jadi satu dengan gelak tawa mendengar cerita-cerita unik seputar perkutut.

Sayang waktu itu bersamaan juga diadakan lomba perkutut di Banyuwangi sehingga burung-burung terbaik di daerah ini sebagian besar dilombakan disana. Jadi hanya beberapa saja perkutut yang menurut saya berkualitas baik dikerek disana.

Balik lagi mengenai soal arisan tadi, pada pukul 10 setelah anggota arisan berkumpul semua, lalu dikocoklah nama siapa yang mendapatkan keuntungan pada minggu itu. Uang yang diterima tunai, dan yang mendapatkan keberuntungan ini tetap mendapatkan kebebasan apakah uangnya akan dibelanjakan perkutut atau tidak. Tidak ada unsur pemaksaan, apabila tidak ada perkutut yang diminati. Tetapi tidak jarang juga terjadi transaksi antar penggemar sendiri.

Hari itu tidak ada transaksi, tapi dari muka-muka mereka saya melihat tetap terceminkan keceriaan. Soal transaksi atau tidak tidak masalah bagi mereka, tetapi dapat berkumpul bersama sambil menikmati suara perkutut itulah yang merupakan hiburan yang tak ternilai harganya. Arisan hanya bersifat sarana yang membantu agar mereka bisa berkumpul bersama.

Saya mendengar bahwa arisan perkutut sudah membudaya di Jawa Timur tidak hanya di Bondowoso, tetapi juga di Jember, Kraksaan, Besuki, Tiris, dan tempat-tempat lain. Bayangkan berapa banyak penghobi burung klangenan ini. Sekembali dari Bondowoso, kami juga mampir di Jember untuk mengunjungi salah satu rekan yang juga pengemar burung klangenan.

Dari mengunjungi dua tempat ini, saya masih melihat banyaknya peternak yang memang belum tahu mengenai tehnik breeding yang benar. Apa yang biasanya mereka lakukan adalah dengan menjodohkan perkutut jantan dengan betina tanpa memahami apakah crossing telah secara tepat dilakukan. Apabila hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan, betinanya akan diganti begitu seterusnya, sampai didapatkan hasil yang sesuai dengan yang mereka harapkan. Padahal yang jantan belum tentu juga berkualitas baik tapi herannya tidak selalu diganti. Hasilnya banyak peternak yang belum juga dapat menghasilkan perkutut yang berkualitas. Oleh sebab itu produk peternak dari Anak Manja, peternak sukses asal Jember, begitu diminati oleh peternak disana. Mungkin ini juga yang membuat harga perkutut relatif stabil karena tidak banyak yang bisa menghasilkan perkutut berkualitas.

Dari hasil perjalanan ini saya ingat dengan usul rekan-rekan untuk dibentuknya wadah jumpa darat. Wadah ini memang akhirnya dirasakan perlu karena bertemu muka, berkumpul, ngobrol sambil minum kopi he-he-he, memang lebih afdol bila dibandingkan dengan hanya tulisan via media email ini, yah sekali-sekali melupakan stressnya pekerjaan di kantor he-he-he. Khan kasihan istri sering ketibanan stress kita yah, orang yang paling kita sayangi malahan sering kita sakiti ya gara-gara stress kerjaan.

Sehubungan dengan rencana wadah ini, rasanya perlu kami selaku moderator mengetahui lokasi rekan-rekan yang kemudian dengan persetujuan semua, akan kita disclose melalui email buat rekan-rekan juga. Sehingga rekan-rekan yang hobi jalan-jalan seperti saya, bisa mampir ke rekan lain. Syukur bisa dapet gratis nginepan he-he-he.

Salam,

Rudy


From: Lawrence Christopher <lchristopher@email.com>

Organization: Retiree

Subject: [perkutut mania] Makanan Perkutut
 
 

Salam manis kepada semua!

Saya tumpang bertanya sedikit! Ada kah memberi makan pasir kepada perkutut mustahak? Di-dalam buku-buku Perkutut tidak sebut atas pekara ini dan dalam sankar-sankar yang berguntong di-kedai burong (di-Indonesia) tidak kelihatan mangkok berisi pasir.

Di-Thailand pula kelihatan semua sankar mengandon perkutut ada secawan yang di-isi pasir.

Salam Meow ter tek-tek-tek-tek konggggggg!

Lawrence

--

From: okto@bigfoot.com

Subject: [perkutut mania] Re: Makanan Perkutut
 
 

Dear Lawrence,

Next time you write to this mailing list, it's alright if you write them in English, because we understand English better than Malay. Although Malay is almost the same as Indonesian, but we misunderstand the malay all the time.

>Saya tumpang bertanya sedikit! Ada kah memberi makan

>pasir kepada perkutut mustahak? Di-dalam buku-buku Perkutut

>tidak sebut atas pekara ini dan dalam sankar-sankar yang berguntong

>di-kedai burong (di-Indonesia) tidak kelihatan mangkok berisi pasir.

>Di-Thailand pula kelihatan semua sankar mengandon perkutut ada secawan

>yang di-isi pasir.
 
 

Yes, people gave the sand to the zebra doves. The sand used are the white sand that contain a lot of sandy shell. The reason they gave the white sand to zebra doves because the sand help the digestion organs of doves and also as the good source of minerals that strength bones.

Regards,

Okto
 
 

From: Lawrence Christopher <lchristopher@email.com>

Subject: [perkutut mania] Re: Makanan Perkutut
 
 

On Mon, 22 Nov 1999, you wrote:

> Dear Lawrence,

> Next time you write to this mailing list, it's alright if you write them in

> English, because we understand English better than Malay. Although Malay is

> almost the same as Indonesian, but we misunderstand the Malay all the time.

>

Noted.

> Yes, people gave the sand to the zebra doves. The sand used are the white

> sand that contain a lot of sandy shell. The reason they gave the white sand

> to zebra doves because the sand help the digestion organs of doves and also

> as the good source of minerals that strength bones.

>

> Regards,

> Okto

Thank you for your clarification concerning sand or grit for zebra doves. The Thais Dove Breeders give a mixture of black sand, burnt earth and dried cow dung. The Thais believe that burnt earth will help in digestion while cow dung will encourage the doves to sing diligently perhaps by causing the birds' throat to itch. I personally do not know how true this is but anyway it is certainly interesting to note the differing views on this subject.

Lawrence


From: "Taufik Kesuma" <tkesuma@hotmail.com>

Subject: [perkutut mania] Perkutut cacingan
 
 

Salam kung,

Pagi ini saya baru tahu kalau ada dua ekor perkutut saya cacingan. Waktu saya mau bersihkan sangkar kelihatan ada beberapa ekor cacing kecil lagi kluget-kluget di yeyek nya di dasar sangkar. Pantas saja beberapa minggu ini koq kelihatan lemah letih lesu loyo and letoy plus bulunya mengkorok.

Bung Rudy dan bung Okto, tolong dong obat cacing apa yang tokcer yang harus saya berikan. Dosisnya berapa dan sampai berapa hari harus saya beri obat cacing tersebut.

Terimakasih,

Taufik Kesuma
 
 

From: okto@bigfoot.com

Subject: [perkutut mania] Re: Perkutut cacingan
 
 

Salam kung,

>Bung Rudy dan bung Okto, tolong dong obat cacing apa yang

>tokcer yang harus saya berikan. Dosisnya berapa dan sampai

>berapa hari harus saya beri obat cacing tersebut.

Coba berikan obat cacing combantrin dosis rendah (kalau tidak salah 125 mg) berikan 1/3 atau 1/4 tablet dengan cara dicekokan. Kalau tidak mau dengan cara dicekoki, bisa dilakukan dengan menumbuk setablet dan bubuknya dicampur pada air minumnya dengan isi air yang 1/4 saja dari tempat minum. Besoknya airnya ditukar dengan yang baru . Dan perlakuan bisa diulangi 2 kali.

Semoga bermanfaat.

Salam,

Okto
 
 

From: "Rudy Tanureja" <tanureja@indo.net.id>

Subject: [perkutut mania] Re: Perkutut cacingan
 
 

Salam Kung,

> Bung Rudy dan bung Okto, tolong dong obat cacing apa yang

> tokcer yang harus saya berikan. Dosisnya berapa dan sampai

> berapa hari harus saya beri obat cacing tersebut.

Gunakan saja combantrin tablet (bukan sirup). Biasanya saya pake 1/8 tablet untuk perkutut, karena kalau kebanyakan cacingnya nggak keluar lho (mati di dalam).

Yang penting selama diberi obat ini, burung jangan dikerek, lebih baik lagi digantung di tempat yang terlindung dari angin. Kondisi perkutut akan mengalami penurunan yang drastis dan apabila bung sudah terlambat pengobatannya, pemberian obat cacing dapat mengakibatkan kematian pada perkutut. Jadi perlu dikontrol terus apakah perkutut tersebut mau makan, kalau tidak harus diloloh terus lho.

Salam,

Rudy
 
 

From: Perkutut <perkutut@beer.com>

Subject: [perkutut mania] Re: Perkutut cacingan

Salam,

Kalau saya, biasa menggunakan Combantrin sirup (untuk anak-anak), berikan sebanyak 3 tetes, pada malam hari. Biasanya, besok paginya, cacing sudah keluar bersama kotoran burung tsb.

Mudah-mudahan cukup ampuh.

Teddy


From: "Nixon MHT" <nixon_mht@hotmail.com>

Subject: [perkutut mania] Perkutut tidak mau bertelur
 
 

Ciiiihhhuuuuiiiiiii.......kee.......pee......teekk.........kuuunnnggggg.

Salam sejahtera buat Bung Octo and Bung Rudy dan rekan-rekan sekalian.

Saya sudah mencoba berternak perkutut sekitar 10 kandang pasangan baru. Sesuai dengan anjuran artikel 10 langkah beternak perkutut yang pernah dimuat e-mail group ini saya mulai beternak dengan perkutut dari kwalitas yang biasa-biasa saja.

Tidak seperti yang saya harapkan, burung-burung yang saya ternak tersebut ternyata belum mau bertelur juga (saya sudah pasangkan sekitar 3 bulanan), tapi saya perhatikan setiap hari selalu bercumbu/kawin.

Beberapa teman menganjurkan supaya saya memberikan dopping berupa vitamin untuk membuat perkutut jadi subur/kwalitas telurnya bagus. Saya ikuti anjuran tersebut dengan memberikan vitamin kedalam minumannya setiap hari selama 2 minggu. Namun sampai sekarang masih saja belum mau bertelur (sudah lewat 2 minggu dari hari terakhir saya beri vitamin)

Saya mau tanya rekan sekalian apakah ada yang pernah mengalami hal serupa dan bagaimana cara mengatasinya. Apakah sekarang musimnya sedang jelek sehingga Perkututnya malas bertelur?

Juga saya pernah baca artikel kalau di Bangkok sudah ada yang mencoba memberikan bahan sarang dari kain goni(benangnya) yang disuir-suir, dimana keuntungannya sarang tersebut dapat dicuci untuk menghilangkan kutu, apakah rekan sekalian ada yang pernah mencoba?

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
 
 

From: "Rudy Tanureja" <tanureja@indo.net.id>

Subject: [perkutut mania] Re: Perkutut tidak mau bertelur

Salam Klau kwak kwak kwak Kung,

> Saya sudah mencoba berternak perkutut sekitar 10 kandang pasangan baru.

> Sesuai dengan anjuran artikel 10 langkah beternak perkutut yang pernah

> dimuat e-mail group ini saya mulai beternak dengan perkutut dari

> kwalitas yang biasa-biasa saja.
 
 

Wah, baru start sudah langsung 10 kandang. Namanya juga belajar nggak ada salahnya juga mau mulai dari kualitas yang biasa-biasa saja. Tapi perlu diamati betul-betul agar crossingnya lebih tepat sehingga kualitas anaknya dari waktu ke waktu akan ada peningkatan, setelah anaknya lebih baik kualitasnya mungkin induknya diganti dengan crossing anakan dari beberapa kandang tersebut. Terus lama kelamaan akan ada hasilnya, memang akan memakan waktu cukup lama.

> Tidak seperti yang saya harapkan, burung-burung yang saya ternak

> tersebut ternyata belum mau bertelur juga (saya sudah pasangkan sekitar

> 3 bulanan), tapi saya perhatikan setiap hari selalu bercumbu/kawin.

> Beberapa teman menganjurkan supaya saya memberikan dopping berupa

> vitamin untuk membuat perkutut jadi subur/kwalitas telurnya bagus. Saya

> ikuti anjuran tersebut dengan memberikan vitamin kedalam minumannya

> setiap hari selama 2 minggu. Namun sampai sekarang masih saja belum mau

> bertelur (sudah lewat 2 minggu dari hari terakhir saya beri vitamin)

> Saya mau tanya rekan sekalian apakah ada yang pernah mengalami hal

> serupa dan bagaimana cara mengatasinya. Apakah sekarang musimnya sedang

> jelek sehingga Perkututnya malas bertelur?

Itulah namanya beternak, harus sabar. Tapi kalau sudah satu kali bertelur akan rutin hasilnya. Jadi yah, bersabarlah. Ini yang dulu saya maksud bahwa perkutut akan membuat kita jadi lebih sabar. Mau dibikin instan kalau memang belum waktunya ya nggak bisa juga. Cuaca sekarang juga memang kurang mendukung. Jadi harus lebih bersabar lagi he-he-he. Tapi biasanya memang saat ini peternak mulai membongkar pasangan karena memang saat ini produktivitas lagi menurun jadi timingnya tepat.

Kalau menurut cerita bung sudah mau kawin-kawin, berarti sudah pertanda baik, mungkin saja usianya belum cukup sehingga belum kawin beneran. Berapa usia perkutut di kandang bung ?

Coba lagi saja dengan canary seed diberikan pada minumannya seminggu sekali. Biasanya saya lebih efektif dengan ini, plus juga dilolohi dengan kacang hijau yang sudah dilunakkan dengan air hangat atau cukup direndam air selama satu malam. Seminggu sekali juga perlu dikasih dengan Natur E. Nah kalau belum efektif juga, yah bisa jadi usianya masih muda.

> Juga saya pernah baca artikel kalau di Bangkok sudah ada yang mencoba

> memberikan bahan sarang dari kain goni(benangnya) yang disuir-suir,

> dimana keuntungannya sarang tersebut dapat dicuci untuk menghilangkan

> kutu, apakah rekan sekalian ada yang pernah mencoba?

Saya belum pernah mencoba. Tapi sarang biasa sudah cukup kok, lebih baik lagi dikasih dengan daun cemara, nanti perkututnya sendiri yang akan mengambil dan mengatur di sarang tersebut. Karakter masing-masing perkutut juga aneh-aneh, ada yang suka membuat sarang dulu, ada yang langsung saja nelor di sarang tanpa ada daun cemaranya, ada juga yang dengan daun cemara tapi nelornya nggak di sarang. Ada yang dipinggir tempat pakan. Bahkan ada yang nelor di bawah, mungkin sudah kebelet ya he-he-he. Nah kalau yang nelor dibawah ini yang susah, kalau dipindahkan jangan harap mau dierami lagi.

Jadi cenderung dibiarkan saja. Untuk informasi saja, kandang saya memang berlantaikan semen plus pasir, sedangkan tempat sarangnya saya buat papan memanjang dengan sarang di atasnya.

Bersabar ya...plus doanya yang banyak he-he-he. Jangan tiap hari ditongkrongi lho, perkututnya khan malu kalau mau kawin he-he-he. Just a joke.

Salam,

Rudy
 
 

From: "Nixon MHT" <nixon_mht@hotmail.com>

Subject: [perkutut mania] Re: Perkutut tidak mau bertelur
 
 

Ciiihhuuuuiiii.......kee.....pee.....teekkk.......kuuunngggg

Salam sejahtera,

Bung Rudy terima kasih atas saran-saranya supaya saya lebih sabar lagi.

Kalau burung Perkutut mau kita kasih Natur E seperti yang ada dipasaran caranya bagaimana, karena kalau dilolohkan langsung ukuran obatnya terlalu besar, sedangkan Natur E itu berbentuk soft kapsul jadi tidak bisa dipotong-potong. Mohon petunjuk. Kalau soal usia burung saya, rasanya rata-rata udah berusia 9 bulanan.

Terima kasih.
 
 

From: "Rudy Tanureja" <tanureja@indo.net.id>

Subject: [perkutut mania] Re: Perkutut tidak mau bertelur
 
 

Salam Klau kwak kwak kwak Kung,

> Kalau burung Perkutut mau kita kasih Natur E seperti yang ada dipasaran

> caranya bagaimana, karena kalau dilolohkan langsung ukuran obatnya

> terlalu besar, sedangkan Natur E itu berbentuk soft kapsul jadi tidak

> bisa dipotong-potong. Mohon petunjuk. Kalau soal usia burung saya,

> rasanya rata-rata udah berusia 9 bulanan.

Sorry sebelumnya yang saya sebut canary seed itu maksud saya canary post. Salah ketik. Kalau canary seed dicampur ke air jadi ngambang semua he-he-he.

Mengenai Natur E bisa dengan dua cara :

1. Kapsulnya dipotong pake silet sehingga keluar airnya. Airnya dicampur dengan kacang hijau. Ini inputan dari bung Okto.

2. Bisa langsung dilolohkan setelah terlebih dahulu dicelupkan di air beberapa saat sehingga permukaan kapsul menjadi licin. Jangan langsung dilolohkan, perkutut bisa mati lho karena lengket ditenggorokannya.

Usia 9 bulan berarti sudah ready, berarti tunggu beberapa saat lagi saja.

Salam,

Rudy
 
 

From: okto@bigfoot.com

Subject: [perkutut mania] Re: Perkutut tidak mau bertelur
 
 

Salam Sejahtera dan sehat-sehat selalu buat Bung Nixon dan rekan-rekan,

Kalau mau kasih Nature E, caranya dioleskan pada kacang hijau lunak baru diloloh. Tapi itupun tidak bisa menjamin cepat bertelur, sebab banyak pula faktor lain yang Mempengaruhinya, karena faktor usia yang sudah dewasa jadi sudah tidak masalah. Faktor lainnya yang mempengaruhi adalah sinar matahari yang harus cukup dan keadaan lingkungan yang mendukung (aman dari gangguan tikus, cecak, kecoa, dll). Selain itu letak sarang juga sangat menentukan, sebab misalnya kalau sarang diletakkan seperti meletakkan sarang puter, sampai 10 tahun lagi perkutut tidak akan bertelur, sebab perkutut sifatnya menyukai sarang yang agak tersembunyi.

Salam,

Okto