CLIPPING
Keistimewaan Perkutut Bangkok
Sumber  : Album Satwa Trubus
Edisi : No. 9

“Pada dasarnya, tidak ada istilah perkutut bangkok,“ komentar Harun Tasma, ketua AP2SI ( Asosiasi Penggemar Perkutut Seluruh Indonesia ), tentang perbedaan perkutut lokal dan perkutut bangkok. Perkutut lokal adalah peliharaan asli Indonesia, dan bakalannya berasal dari alam ( tangkapan ). Sedang perkutut bangkok adalah perkutut peliharaan, yang bakalannya berasal dari hasil peternakan di Muangthai.

Asalnya dari Jawa juga
Di Muangthai sendiri sebenarnya tidak ada perkutut liar ( asli ) di hutannya. Perkutut yang diternak dan dipelihara orang di sana, dulunya berasal dari Jawa juga. Di Muangthai burung ini justru disebut nukhao chewah yang artinya burung Jawa.

Menurut Purbasasmita dari Yogya, perkutut yang terdapat di Muangthai pertama kalinya dibawa oleh para romusha dari Jawa. Mereka dikirim oleh pemerintahan Jepang ke sana untuk kerja paksa, dan perkutut dibawa olehnya untuk dipelihara sebagai sarana hiburan.

Sekitar tahun 1950, penggemar perkutut di Muangthai mulai mencoba menternakkannya. mereka tidak segan - segan membeli perkutut yang baik mutunya dari Jawa dengan harga tinggi. Usahanya itu ternyata tidak sia - sia. Daerah peternakan perkutut yang terkenal adalah Channa, sekitar 400 km sebelah selatan kota Bangkok.

Keistimewaannya
Sebelum tahun 1980, perkutut Bangkok masih asing di Indonesia, Ia belum punya nama, sehingga tak dikenal. Dalam lomba pun perkutut itu selalu tersisih, karena irama manggungnya kalah bagus dibandingkan perkutut lokal, yang waktu itu masih merajai gelanggang konkurs perkutut Indonesia.

Namun banyak penggemar perkutut mengakui, perkutut bangkok memiliki keunggulan tersendiri. Keunggulan itu terletak pada suaranya yang baik. Suara bass-nya besar dan bunyinya “ khoooongng  “-nya menghentak rata. Keistimewaan lain, umur delapan bulan sampai setahun, perkutut hasil ternak itu sudah bisa “ manggung “. Umur tiga tahun sudah gocor, rajin manggung.

Mulai bulan Mei 1980, ada larangan dari Menteri Negara Urusan KLH, pada waktu itu Emil Salim, yang intinya tidak mengijinkan adanya kontes burung yang bukan dari hasil ternak. Perkutut bangkok pun terangkat dan mulai merajai gelanggang kongkrus di Indonesia, karena pada waktu itu belum banyak perkutut lokal yang diternak.

Ciri - ciri perkutut bangkok
Ciri fisik perkutut bangkok dan lokal sulit dibedakan, terutama ketika masih berupa bakalan yang belum berbunyi. Sebab kedua burung itu hampir serupa bentuknya, dan masing - masing memiliki warna bulu yang sama juga.

Ciri utama perkutut bangkok adalah terdapat gelang pengenal yang terbuat dari aluminium pada kakinya. Gelang itu menunjukkan bahwa burung itu betul - betul hasil ternak. Gelang pengenal serupa itu sekarang juga dipergunakan pada perkutut blaster ( silangan antara perkutut lokal sebagai induk jantannya dengan perkutut bangkok sebagai induk betinanya ), yang sekarang sudah mulai banyak diproduksi di tanah air. Gelang pengenal itu dipasang ketika piyik perkutut berumur 7 - 10 hari.

Gelang pengenal yang baik, sempurna bentuknya, tidak ada sambungan atau bekas dipateri. Kalau gelang itu sambungan, ada bagian yang rusak atau cacat, burung perkututnya wajib diragukan keasliannya.

Perkutut bangkok sangat menyukai makanan biji - bijian berupa millet dan kenari seed, baik ketika ia masih berupa bakalan atau setelah menjadi burung dewasa yang gocor suaranya. Ketan hitam dan jewawut tidak begitu digemarinya, kecuali kalau terpaksa. Misalnya kalau millet dan kenari seed dalam tempat makanan habis hingga yang tersiksa cuma ketan hitam dan jewawut saja, baru makanan itu akan disantapnya. 
 



PerkututMall             http://perkututmall.tripod.com            e-mail : okto@bigfoot.com